September 16, 2025

KARANGASEM – Di lereng Gunung Agung, Bali, Desa Muncan menghadapi paradoks era modern: meski kehidupan bertani dan nilai-nilai tradisional masih kental, akses terhadap informasi dan layanan keuangan formal masih terbatas. Mayoritas warganya yang berprofesi sebagai petani, peternak, dan pengrajin seringkali kesulitan menjangkau seminar atau workshop konvensional akibat kendala geografis dan infrastruktur.

Merespons tantangan ini, sekelompok mahasiswa dan dosen Universitas Warmadewa menjalankan program Kuliah Kerja Nyata – Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN-LIK) 2025. Bermitra dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Bali, program ini mengusung pendekatan inovatif: memanfaatkan media digital sebagai sarana utama edukasi keuangan bagi masyarakat desa.

Dosen Pembimbing Lapangan, A.A. Ketut Jayawarsa, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa pemilihan media digital bukan tanpa alasan. “Kami melihat potensi besar pada penetrasi smartphone, khususnya di kalangan generasi muda desa. Media digital menawarkan kecepatan, jangkauan luas, interaktivitas, dan yang terpenting, keberlanjutan. Informasi dapat diakses kapan saja, bahkan setelah program KKN kami berakhir,” ujarnya.

Program yang beranggotakan 15 mahasiswa dan tiga dosen pembimbing ini berfokus pada pembuatan dan penyebaran konten edukasi keuangan yang mudah dicerna melalui platform Instagram, dengan nama akun @ojk_kknlik_muncan_2025.

Konten yang dihasilkan dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik masyarakat Muncan. Tidak hanya berupa teori, materi edukasi dikemas dengan bahasa sederhana dan contoh-contoh kontekstual dari kehidupan sehari-hari. Beberapa topik utama yang diangkat antara lain:

  1. Pengenalan OJK: Memperkenalkan tugas, fungsi, dan peran OJK sebagai regulator yang melindungi konsumen jasa keuangan.
  2. Waspada Investasi dan Pinjaman Online Ilegal: Memberikan ciri-ciri investasi bodong dan pinjol ilegal yang marak, beserta langkah-langkah melaporkannya.
  3. Kejahatan Keuangan Digital (Social Engineering): Mengedukasi tentang modus penipuan seperti phishing, scam, dan iming-iming investasi palsu.
  4. Produk Keuangan Formal: Mengenalkan tabungan, deposito, kredit (seperti KUR Bali/KURBali.com), asuransi, dan fintech.
  5. Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK): Menjelaskan pentingnya mengecek riwayat kredit dan cara mengaksesnya.
  6. Mekanisme Pengaduan (APPK): Memberi panduan cara membuat pengaduan jika menjadi korban layanan jasa keuangan.
  7. Perencanaan Keuangan: Tips sederhana mengelola keuangan untuk kebutuhan sehari-hari dan upacara adat (yadnya).

Selain konten edukasi, akun tersebut juga menjadi dokumentasi digital dari berbagai kegiatan lapangan yang dilakukan tim, seperti sosialisasi door-to-door, goes to school, dan pendampingan UMKM.

Pelaksanaan program ini tidak lepas dari kendala. Variasi tingkat literasi digital menjadi hambatan terbesar. Tidak semua warga, terutama kelompok usia lanjut, akrab dengan Instagram. Selain itu, ketersediaan sinyal internet di beberapa wilayah desa masih terbatas.

Untuk mengatasi hal ini, tim KKN menerapkan strategi multi-platform. “Kami tidak hanya mengandalkan Instagram. Konten yang sama kami bagikan melalui grup WhatsApp yang lebih familiar bagi ibu-ibu PKK dan kelompok masyarakat. Bahkan, beberapa materi kami cetak dan bagikan secara fisik,” jelas Dr. Komang Adi Kurniawan Saputra, S.E., M.S.A., Ak., CA, salah satu anggota tim dosen.

Kolaborasi dengan pemuda setempat dan Karang Taruna juga menjadi kunci sukses. Mereka diajak untuk menjadi agen penyebar informasi yang membantu menyosialisasikan konten kepada anggota keluarga dan tetangga yang kurang melek digital.

Meski dengan segala keterbatasan, program ini menuai hasil yang menggembirakan. Selama periode pelaksanaan, akun @ojk_kknlik_muncan_2025 berhasil mempublikasikan lebih dari 20 konten edukasi. Setiap postingan berhasil menjangkau rata-rata 100-200 orang, dengan engagement yang aktif berupa like, komentar, dan share.

“Yang paling membanggakan, beberapa pemuda mulai aktif mengirimkan direct message (DM) untuk bertanya lebih detail tentang cara mengajukan KUR atau melaporkan pinjol ilegal. Ini menunjukkan bahwa pesan kami sampai dan memicu keingintahuan,” tutur A.A. Ngurah Mayun Narindra, S.E., M.Si., anggota tim lainnya.

Konten-konten tersebut juga dibagikan ulang oleh akun lembaga keuangan lokal dan komunitas desa, sehingga jangkauan informasinya semakin meluas.

Sebagai program pemberdayaan, aspek keberlanjutan menjadi fokus utama. Tim KKN-LIK menyadari bahwa pengelolaan akun digital tidak boleh berhenti begitu mereka meninggalkan desa. Oleh karena itu, mereka telah menyiapkan sejumlah rekomendasi strategis untuk pemerintah desa dan masyarakat Muncan:

  1. Pelatihan Pengelolaan Media Digital: Memberikan pelatihan kepada pemuda Karang Taruna atau perangkat desa untuk melanjutkan pengelolaan akun dan pembuatan konten.
  2. Kolaborasi dengan Influencer Lokal: Melibatkan tokoh masyarakat, perangkat desa, atau pemuka adat yang sudah dipercaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat.
  3. Ekspansi ke Multi-Platform: Mengembangkan kehadiran di platform lain seperti Facebook, YouTube, atau TikTok untuk menjangkau segmen audiens yang lebih beragam.
  4. Integrasi dengan Program Desa: Menyematkan konten edukasi keuangan dalam website desa atau aplikasi layanan publik yang dikembangkan ke depan.

Program Edukasi Keuangan melalui Media Digital oleh Universitas Warmadewa dan OJK Bali di Desa Muncan telah membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan yang efektif untuk mengatasi kesenjangan informasi. Program ini tidak hanya berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan dan perlindungan konsumen, tetapi juga menciptakan sebuah kanal informasi yang interaktif dan berkelanjutan.

Dengan memadukan kekuatan digital dan semangat menyama braya (persaudaraan), program KKN-LIK ini telah meletakkan fondasi yang kuat untuk menciptakan masyarakat Muncan yang tidak hanya melek finansial tetapi juga cakap digital (digital financial literacy), membuka jalan menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan tanpa harus meninggalkan kearifan lokal yang menjadi jati diri mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *