
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian nasional. UMKM tidak hanya berperan sebagai penyerap tenaga kerja, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya lokal melalui produk-produk tradisional. Salah satu produk kuliner tradisional yang berkembang di Bali adalah bumbu rujak dalam kemasan, seperti yang dijalankan oleh Bumbu Rujak Mang Ata di Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Namun, perkembangan zaman dan persaingan pasar menghadirkan tantangan bagi UMKM. Minimnya literasi keuangan membuat pelaku usaha kesulitan dalam mencatat arus kas, menghitung biaya produksi, dan menentukan harga jual secara akurat. Di sisi lain, keterbatasan pengetahuan dalam pemasaran digital menyebabkan produk sulit menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu, perencanaan modal yang lemah dan sarana produksi yang terbatas membuat usaha stagnan dan sulit bersaing. Melihat potensi dan permasalahan tersebut, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dirancang untuk memberikan solusi melalui peningkatan literasi keuangan, penerapan strategi pemasaran digital, penyusunan perencanaan permodalan, serta pengadaan sarana produksi yang lebih efisien.
Permasalahan yang dihadapi mitra usaha Bumbu Rujak Mang Ata dapat dirangkum sebagai berikut:
- Pencatatan keuangan masih manual sehingga laporan keuangan tidak akurat dan tidak sistematis.
- Pemasaran masih konvensional dengan mengandalkan pedagang perantara, sehingga margin keuntungan rendah.
- Kurangnya perencanaan modal jangka panjang, sehingga keuntungan usaha belum dialokasikan untuk pengembangan.
- Keterbatasan sarana produksi, yang menyebabkan proses produksi memakan waktu lama dan kapasitas terbatas.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ditawarkan beberapa solusi:
- Penerapan sistem pencatatan keuangan digital berbasis Microsoft Excel dan aplikasi Buku Kas.
- Pelatihan strategi pemasaran digital melalui media sosial dan e-commerce.
- Penyuluhan perencanaan modal dan strategi reinvestasi keuntungan.
- Penyediaan peralatan produksi yang lebih modern untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan partisipatif berbasis pemberdayaan masyarakat. Mitra dilibatkan secara aktif dalam setiap tahapan program, mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi lima tahapan, yaitu:
- Persiapan dan koordinasi: identifikasi kebutuhan mitra melalui wawancara, observasi, dan diskusi kelompok.
- Sosialisasi dan literasi keuangan: pemberian materi dasar tentang pencatatan transaksi, arus kas, biaya produksi, dan laba usaha.
- Pelatihan dan pendampingan digitalisasi usaha: penggunaan Excel dan aplikasi Buku Kas untuk pencatatan keuangan, serta strategi pemasaran online.
- Penyediaan sarana produksi dan implementasi lapangan: pemberian peralatan produksi serta praktik langsung penggunaan teknologi digital.
- Monitoring dan evaluasi: pengukuran capaian program melalui observasi, wawancara, dan kuesioner, meliputi peningkatan keterampilan keuangan, pemasaran, dan produktivitas produksi.
Hasil dari kegiatan PKM ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada beberapa aspek utama. Pertama, pada aspek manajemen keuangan, mitra kini mampu menggunakan sistem pencatatan digital sehingga laporan keuangan lebih terstruktur, akurat, dan dapat dijadikan dasar pengajuan modal. Kedua, pada aspek pemasaran, mitra berhasil memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar. Interaksi dengan konsumen meningkat, dan citra merek produk lokal semakin kuat. Ketiga, pada aspek perencanaan modal, mitra memahami pentingnya menyisihkan sebagian laba untuk investasi usaha, sehingga pola pengelolaan keuangan lebih berorientasi pada keberlanjutan. Keempat, pada aspek sarana produksi, peralatan tambahan yang diberikan meningkatkan efisiensi kerja, kapasitas produksi, dan kualitas produk. Hal ini tidak hanya berdampak pada usaha, tetapi juga membuka peluang partisipasi lebih luas bagi masyarakat desa, terutama ibu rumah tangga dan pemuda. Secara keseluruhan, kegiatan PKM ini telah memberikan manfaat nyata bagi mitra dan masyarakat Desa Kuwum, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun peningkatan kapasitas usaha berbasis teknologi dan inovasi.
Berdasarkan hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa program PKM ini berhasil meningkatkan kapasitas usaha Bumbu Rujak Mang Ata melalui penerapan teknologi digital dalam pencatatan keuangan, strategi pemasaran, dan modernisasi sarana produksi. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya meningkatkan produktivitas usaha, tetapi juga memperkuat keterlibatan masyarakat dalam aktivitas ekonomi produktif.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:
- Mitra usaha perlu konsisten dalam menerapkan sistem pencatatan digital dan evaluasi laporan keuangan secara rutin.
- Strategi pemasaran online sebaiknya terus dioptimalkan dengan konten yang kreatif untuk memperkuat daya saing.
- Sebagian laba usaha sebaiknya dialokasikan untuk reinvestasi jangka panjang.