
Rabu 5 Juni, Tenganan— Desa Tenganan Dauh Tukad, Karangasem, Bali, terkenal dengan tradisi dan budayanya yang kaya, termasuk kerajinan tangan dari bahan ate. Pengerajin ate di desa ini telah menghasilkan berbagai produk berkualitas tinggi selama berabad-abad, namun mereka masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Menyadari hal ini, tim dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa (Unwar) tergerak untuk melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Tenganan Dauh Tukad. PKM ini bertujuan untuk membantu para pengerajin ate dalam membangun ketahanan ekonomi mereka melalui berbagai strategi, termasuk peningkatan keterampilan, pemasaran, dan akses modal.
Kelompok perajin Ate di Desa Tenganan Dauh Tukad, Karangasem, menonjolkan keindahan dan keunikannya. Masyarakat desa ini terkenal dengan ketrampilan memanfaatkan akar dari tanaman liar yang terkenal disebut Pohon Ate. Para perajin tidak hanya menjaga keberlanjutan tradisi tetapi juga mencoba mengikuti perkembangan modern. Namun fenomena yang terjadi adalah bahan baku utama yaitu batang Pohon Ate tidak bisa dibudidayakan, ucap pemilik usaha yang tim pengabdian temui yaitu Bapak Nyoman Giri Arta. Hal ini membuat Pak Nyoman harus benar-benar memanfaatkan pohon ate yang tumbuh liar disekitar tempat tinggalnya, walaupun beberapa pohon ate telah tumbuh di kebun milik mitra, namun untuk memenuhi permintaan dari pasar, wisatawan ataupun konsumen lainnya Pak Nyoman terkadang mencari bahan baku sampai ke luar desa. Dalam memasarkan produknya, Pak Nyoman lebih memilih untuk menunggu wisatawan yang datang ke tempatnya agar beliau dapat memperlihatkan proses pembuatan dan menceritakan tentang makna-makna dari produknya kepada wisatawan, hal ini menurut Pak Nyoman dapat menaikkan nilai dan harga dari produk hasil pengolahan Ate tersebutBerdasarkan observasi yang telah dilakukan kepada mitra, permasalahan yang terjadi pada mitra Perajin Ate adalah: 1) Mitra belum mengetahui tentang definisi Green Economy, dan bagaimana fungsi serta peran Green Economy untuk peningkatan kinerja umkm. 2) Kurangnya sosialisasi terkait dengan akuntansi dengan pendekatan Green Economy, sehingga sampai saat ini mitra hanya mengetahui pemahaman akuntansi secara konvensional (pencatatan laporan keuangan sederhana) untuk diterapkan di dalam usaha mitra. 3) Mitra tidak mengetahui peranan Green Economy sebagai salah satu alternatif tercapainya sinergitas antara usaha mitra dengan pemanfaatan sumber daya alam di lingkungan sekitar mitra guna meningkatkan perekonomian mitra dan desa.
Untuk mengatasi permasalahan sulitnya mendapatkan dan membudidayakan bahan baku Pohon Ate, Bapak A A Ngr Mayun Narindra, SE., M.Si selaku anggota pengabdian memberikan sosialisasi meliputi: a) Pelatihan dan pendampingan dalam teknik budidaya. b) Kolaborasi dengan lembaga riset untuk pengembangan varietas yang adaptif. c) Memperkuat kerjasama antara mitra pengabdian, pemerintah, dan pelaku usaha. d) Pengembangan model agroforestri yang mengintegrasikan Pohon Ate dengan tanaman lain. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan ketersediaan bahan baku dapat ditingkatkan. Penyuluhan manfaat penerapan Green Economy oleh Anak Agung Ketut Jayawarsa, SE., M.Si, memberikan materi berupa: a) Penerapan green economy pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) melibatkan langkah-langkah untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam operasional bisnis mereka. b) UMKM dapat mengadopsi praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, manajemen limbah yang efisien, dan penggunaan bahan baku yang berkelanjutan. Selain itu, pelibatan dalam rantai pasok hijau dan promosi produk ramah lingkungan juga dapat menjadi strategi. c) Program pelatihan dan dukungan pemerintah dapat membantu UMKM memahami manfaat ekonomi hijau dan memberikan alat serta sumber daya untuk menerapkannya. d) Penerapan green economy pada UMKM tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing, mendapatkan dukungan pelanggan yang lebih besar, dan membuka peluang akses ke pasar global yang semakin peduli lingkungan.
Berikutnya Bapak Dr. Komang Adi Kurniawan Saputra, SE., MSA., Ak., CA memberikan Sosialisasi Pengaruh Green Economy dilihat dari perspektif akuntansi dan hubungannya terhadap peningkatan perekonomian Desa Tenganan Dauh Tukad. a) Dalam perspektif akuntansi, pengaruh Green Economy dapat tercermin dalam pertanggungjawaban keuangan perusahaan. Adopsi praktik bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat mempengaruhi laporan keuangan melalui beberapa aspek. b) Pertama, investasi dalam teknologi hijau dan efisiensi energi dapat menciptakan biaya awal, tetapi seiring waktu dapat menghasilkan penghematan operasional. c) Kedua, pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang menekankan aspek lingkungan dapat memberikan nilai tambah dalam laporan keuangan, memperkuat citra perusahaan di mata pemangku kepentingan. Selain itu, insentif pajak dan kredit yang berkaitan dengan praktik bisnis berkelanjutan juga dapat memengaruhi posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh Green Economy dalam akuntansi melibatkan penyesuaian dan pengukuran kinerja keuangan yang memperhitungkan dampak positif dan negatif dari praktik bisnis yang berkelanjutan.
Tim dosen FEB Unwar berharap PKM ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad dan dapat berkelanjutan di masa depan. Pengabdian ini disambut baik dan penuh semangat, terlihat dari respon masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad, khususnya mitra pengabdian yaitu kelompok Pengerajin Anyaman Ate. “Kami Ucapkan terimakasi atas perhatian yang diberikan Tim Pengabdian Universitas Warmadewa, dan semoga sinergitas seperti ini terus berlanjut”, kesan pesan dari Pak Nyoman Giri Arta mewakili ketua kelompo pengerajin Ate Desa Tenganan Dauh Tukad.
Penulis
Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Warmadewa
A.A. Ketut Jayawarsa, S.E.,M.Si
Dr. Komang Adi Kurniawan Saputra, S.E.,M.SA.,Ak.,CA.
Anak Agung Ngurah Mayun Narindra, S.E.,M.Si.