November 4, 2024

Gianyar, Bali – Desa Sumita, salah satu desa yang terletak di Kabupaten Gianyar, dikenal sebagai pusat kerajinan ukiran tradisional Bali. Desa ini terdiri dari enam banjar adat, yaitu Banjar Adat Melayang, Banjar Silih, Banjar Tengah, Banjar Pande, Banjar Sema, dan Banjar Mulung, dengan jumlah penduduk sekitar 550 kepala keluarga. Sebagian besar masyarakat Desa Sumita bermata pencaharian sebagai petani dan tukang ukir, dengan banyak yang menjalani kedua profesi tersebut secara bersamaan.

 

Kerajinan ukir yang dihasilkan oleh para pengrajin di Desa Sumita mencakup berbagai ornamen dan elemen bangunan khas Bali, seperti pintu ukiran, jendela ukir, sake, parba piasan, lambang, bungan cincang, dan masih banyak lagi. Hasil kerajinan ini tidak hanya memiliki nilai seni tinggi, tetapi juga berpotensi besar untuk menjadi komoditas ekonomi yang bernilai tinggi, terutama jika dipasarkan dengan strategi yang tepat.

 

Namun, di balik potensi besar tersebut, para pengrajin ukir di Desa Sumita masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan tentang pencatatan keuangan yang memadai. Sebagian besar pengrajin belum terbiasa membuat laporan penjualan yang terstruktur, sehingga mereka kesulitan untuk memperkirakan laba serta memantau kondisi keuangan usaha mereka. Selain itu, minimnya pemahaman dan penggunaan teknologi digital dalam memasarkan produk juga menjadi hambatan dalam mengembangkan usaha ukiran mereka.

 

Melihat permasalahan ini, sekelompok mahasiswa Universitas Warmadewa yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Sumita, berinisiatif untuk membantu para pengrajin ukir di desa tersebut. Kelompok mahasiswa yang berjumlah 29 orang ini berasal dari berbagai fakultas, termasuk Fakultas Ekonomi, Teknik, Hukum, dan Kedokteran. Mereka menyusun program kerja utama yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan dan kemampuan pemasaran digital para pengrajin.

 

Dalam pelatihan yang diselenggarakan, para mahasiswa memberikan edukasi tentang pentingnya pembuatan laporan penjualan. Mereka menjelaskan bahwa dengan adanya pencatatan yang baik, para pengrajin dapat lebih mudah memantau arus kas, memperkirakan keuntungan, dan merencanakan pengembangan usaha ke depannya. Selain itu, para mahasiswa juga memberikan pelatihan mengenai pemanfaatan media digital sebagai alat pemasaran yang efektif. Mereka memperkenalkan platform-platform digital yang dapat digunakan oleh para pengrajin untuk memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri.

 

Pelatihan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat Desa Sumita. Para pengrajin merasa mendapatkan pengetahuan baru yang sangat berguna dalam mengelola usaha mereka. Dampaknya, tidak hanya pada peningkatan kompetensi ekonomi dan pengelolaan usaha ukiran, tetapi juga membuka peluang baru di sektor pariwisata. Dengan adanya promosi melalui media digital, diharapkan kerajinan ukir Desa Sumita dapat menarik perhatian wisatawan, sehingga desa ini dapat berkembang menjadi destinasi wisata yang menawarkan pengalaman budaya dan seni ukir Bali yang autentik.

 

Selain manfaat ekonomi, kegiatan ini juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Masyarakat Desa Sumita menjadi lebih terbuka terhadap teknologi dan inovasi, serta lebih percaya diri dalam mengembangkan usaha mereka. Dengan dukungan dari generasi muda yang berpendidikan, para pengrajin kini memiliki harapan baru untuk menjaga kelestarian seni ukir Bali sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka.

 

Secara keseluruhan, program ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam memajukan ekonomi lokal. Upaya para mahasiswa Universitas Warmadewa ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Bali dalam mengembangkan potensi lokal melalui peningkatan kompetensi ekonomi dan pemanfaatan teknologi digital. Desa Sumita, dengan kekayaan budaya dan seni ukirnya, kini berada di ambang transformasi yang dapat membawa kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakatnya.

 

Foto Kegiatan bersama pelaku UMKM pengrajin seni ukur di Desa Sumita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *